Pada sisi yang berbeda, beberapa tokoh alumni pondok pesantren menggagas untuk mendirikan sebuah forum yang mewadahi para alumni, disamping menjadi ajang shilaturrahim juga untuk meningkatkan keilmuan mereka yang terlanjur ditokohkan oleh masyarakatnya dengan bekal ilmu agama yang kurang memadahi, maka dibentuk Forum Shilaturrahim Alumni Tawar (FORSAT) pada tahun 2005 setelah mendapatkan restu dari KH. Ahmad Syamsuddin. Sedangkan forum ini dilaksanakan secara rutin setiap Jumát Wage malam di tempat yang berpindah pindah, dari rumah satu alumni ke rumah alumni yang lain, dengan kegiatan mengkaji kitab kuning yang dilanjutkan dengan Bahtsul Masail Fiqhiyah, baik tentang kajian Ilmiyah, Amaliyah dan permasalahan Waqi’iyah (isu sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat) untuk menjawab problematika kehidupan yang semakin dinamis sesuai tuntutan zaman. Hal ini merupakan bentuk nyata kepedulian Pondok Pesantren Miftahul Qulub terhadap sosial kemasyarakatan yang semakin modern dan sebagai respon terhadap tantangan global.
Adapun yang ditunjuk sebagai ketua FORSAT untuk yang pertama kalinya adalah Gus Nur Muhammad Muhajir, setelah lima tahun berjalan FORSAT menyelenggarakan konferensi dan menetapkan KH. Muhammad Yunus sebagai ketua berikutnya, kemudian setelah itu ketua FORSAT ditunjuk oleh ketua yayasan mulai tahun 2015, yaitu Ustadz Musthofa sampai sekarang